Contoh Khotbah Jum"at..



Kaum muslimin jemaah jum’at yang berbahagia,
Tidak akan lama lagi kita akan menemui dan merayakan Hari Raya Idul adha, Alhamdulillah kita kaum muslimin, merasa berbahagia sekali karena dalam satu tahun 2 kali kita berhari raya yaitu Hari Raya Idul Fitri dan Hari Raya Idul Adha. Diantara kita kaum muslimin, banyak yang mengira bahwa Idul Fitri itu lebih besar dari Idul Adha, dalam ajaran agama Islam bahwasanya Idul Adha itulah sebenarnya yang lebih besar dari Idul Fitri. Buktinya Idul Fitri hanya satu hari pada tanggal 1 Syawal itu saja waktunya, sedangkan Idul Adha waktunya mulai tanggal 10 Zulhijah sampai dengan tanggal 13 Zulhijah, yakni 4 hari berturut-turut. Maka dari itu kita selaku umat Islam haruslah merayakan Hari Raya Idul Adha itu lebih besar dari Hari Raya Idul Fitri.

Kaum muslimin jemaah jum’at yang seiman dan seagama.
Didalam kita menyongsong dan merayakan datangnya Idul Adha ada empat macam amaliyah yang harus kita lakukan agar Idul Adha itu membawa makna yang tersendiri. amaliyah itu ialah :
1.      Puasa Sunat 2 hari yaitu puasa hari Tarawiyah pada tanggal 8 Zulhijah dan Puasa hari Arafah pada tanggal 9 Zulhijah.  Sabda Nabi SAW:


Arinya : “ Tiada  hari  yang  lebih  disukai  Allah  untuk beribadat pada-Nya seperti puasa 
                  Pada hari-hari menjelang tanggal 10  Zulhijah,  puasa  pada  hari-hari itu sama 
                  Pahalanya  dengan  puasa  1 tahun  dan   sembahyang  pada  malamnya   sama
                  pahalanya dengan sembahyang pada malam Lailatul Qadar”.

 2.  Kaum Muslimin Jamaah Jum’at yang seakidah,
Puasa ini boleh dilakukan dua hari berturut-turut yaitu hari ke delapan yakni hari Tarawiyah dan hari ke sembilan yaitu hari Arafah dan puasa ini hanya berlaku untuk umat Islam yang berada di tanah air bukan untuk umat Islam yang berada di Makatul Mukarramah yang sedang mengerjakan Ibadah Haji.

 2 . Amaliyah ke dua adalah membaca Takbir atau Takbiran.                           
      Firman Allah dalam Al   Qur’an : 
Artinya : “ Hendaklah kamu selalu mengucap Takbir atas segala nikmat-Nya yang 
                dilimpahkan kepada mu dan moga-moga kamu bersyukur dan berterima        
                kasih”. 
Adapun bacaan Takbiran yang sudah biasa tanpa dikurangi dan dilebihi yaitu :

  
Membaca Takbir ini harus kita lakukan dengan penuh Khidmat untuk mengagungkan Allah Yang Maha Besar. Membaca Takbir ini bukan saja dilakukan sesudah kita berada dalam Masjid sebagaimana biasa yang kita kerjakan, akan tetapi harus diperluas lagi yaitu mulai kita turun dari rumah sampai kita tiba di Masjid dan seterusnya. Membacanya boleh secara perorangan dan yang paling baik adalah berombongan baik mereka yang berjalan kaki atau berkendaraan. Membaca Takbir ini kalau berombongan sebaiknya dipimpin oleh orang yang baik lagunya dan merdu suaranya kemudian disahut bersama-sama dengan suara yang teratur iramanya agar kedengaranya nyaman dan meresap kedalam jiwa. Adapun batas waktu membaca Takbir untuk Idul Fitri hanya satu hari saja pada tanggal 1 Syawal, tetapi batas waktu membaca Takbir untuk Idul Adha selama 5 hari yaitu mulai dari tanggal 9 Zulhijah sesudah Subuh sampai tanggal 10 Zulhijah pada hari raya dan seterusnya dilanjutkan sampai tanggal 11, 12, dan 13 Zulhijah atau hari-hari Tasyriq, kemudian dianjurkan pula membaca Takbir itu setiap kali selesai Sholat Fardu lima waktu selama lima hari itu.

3. Amaliyah ketiga adalah Sholat Id (Hari Raya)
    Firman Allah :  Artinya : “Sholatlah engkau untuk Tuhan kamu dan sesudah itu berkurbanlah”.

Sholat hari raya ada 2 macam yaitu sholat Idul Fitri dan Sholat Idul Adha waktunya dimulai dari terbit matahari sampai tergelincir matahari. Kedua Sholat tersebut hukumnya Sunat Muakad artinya Sunat yang hampir mendekati kepada Wajib disunatkan Sholat Idul Fitri itu diperlambat sedikit untuk memberi kesempatan kepada orang yang mengeluarkan Zakat Fitrah. Kalau Sholat Idul Adha dipercepat  sedikit waktunya karena untuk mempercepat pelaksanaan menyembelih hewan Kurban.

Kaum Muslimin Jamaah Jum’at Rahimakulullah.
Ada beberapa hal yang harus dilakukan sebelum Sholat Hari Raya :
  1. Disunatkan sebelumya mandi Sunat Hari Raya kemudian berhias serta berpakaian yang baik-baik dan termahal yang ada dimilikinya.  Memakai wangi-wangian yang masih murni yang tidak bercampur dengan alkohol akan tetapi pada hari Jum’at cukup berpakaian sederhana asalkan warnanya putih-putih.
  2. Disunatkan makan sebelum Sholat Idul Fitri tetapi pada Sholat Idul Adha disunatkan tidak makan sebelumnya kecuali sesudah selesai Sholat Idul Adha.
  3. Disunatkan pergi untuk mengerjakan Sholat dan pulangnya mengambil rute jalan yang berlainan. Sesudah selesai Sholat jangan terburu-buru pulang lebih dahulu akan tetapi harus menunggu sampai Khotib selesai menyampaikan Khotbahnya sebab tidak sempurna Sholat Hari Raya bila tidak mengikuti dan tidak mendengarkan Khotbah sama hukumnya mendengarkan Khotbah Sholat Jum’at adalah wajib.

4. Amaliyah ke empat adalah berkurban.
            Dalam suatu Hadist Rasulullah SAW yang diriwayatkan oelh Zaid Bin Arqom menerangkan :

 Yang artinya : “ Saya   atau   para   sahabat   bertanya   kepada Rasulullah apakah Kurban itu”? 
                 Jawab Rasulullah :  “ Kurban  itu  adalah Sunah  bapakmu Nabi Ibrahim” dan”
                 apakah keuntungannya Kurban itu“ ? Jawab  Rasulullah :  “ Tiap - tiap    helai  
                 bulunya mengandung satu kebajikan”.

Selanjutnya Rasulullah bersabda : yang artinya

Artinya : “Besarkanlah Kurbanmu sebab ia menjadi tungganganmu diwaktu menyebrang
                 diatas jembatan Sirotal Mustogim diakhirat nanti”.

Kemudian Rasulullah mengancam pula kepada orang yang mampu tapi tidak mau berkurban dengan Sabda Beliau : yang artinya 

Artinya : “ Barang siapa  baginya mampu  tetapi  tidak mau  berkurban  maka  matilah  ia     
                  mati orang Yahudi dan matinya orang Nasrani”.

 Artinya : “ Aku disuruh berkurban hukumya tidak wajib atasmu maksudnya Sunat “

Masalah berkurban ini meskipun hukumnya Sunat akan tatapi amat besar sekali hikmah dan  pahalanya, Baik ia selaku hamba Allah atau selaku anggota masyarakat. Selaku hamba Allah ia memperkuat tali ikatannya dengan Allah yakni Habluminallah dan selaku anggota masyarakat  ia memperkuat ikatannya dengan masyarakat yakni Habluminannas. Orang yang sudah kuat ikatannya dengan Allah ia rela mengorbankan apa apa yang ada padanya demi untuk menjunjung tinggi perintah Allah. Nabi Ibrahim rela menyembelih putranya Ismail, Putranya Ismail rela untuk disembelih dan ibunya Siti Hajar rela menyerahkan putra satu-satunya yang disayanginya untuk disembelih demi untuk menjunjung tinggi perintah Allah. Kemudian orang yang kuat ikatannya dengan masyarakat rela pula ia berkorban untuk memberikan apa-apa yang ada padanya demi untuk membantu masyarakat yang miskin dan lemah sehingga antara sikaya dan simiskin tidak ada jurang pemisah. Terikatlah tali persaaudaraan yang kuat dan kekal abadi.

Kaum Muslimin Jemaah Jum’at Rahimakulullah.
Disunatkan pula bagi yang berkurban agar menyembelihnya sendiri, kalau tidak bisa boleh diwakilkan kepada orang lain dengan syarat ia harus hadir menyaksikannya sambil membayangkan bahwa demikianlah kiranya Nabi Ibrahim mengorbankan dan menyembelih putranya Ismail, yang kemudian diganti Allah dengan seekor Domba. Sesudah hewan kurban itu disembeli maka dagingnya dibagi-bagikan kepada fakir miskin terutama sekali dagingnya yang masih mentah agar mereka dapat menikmatinya bersama – sama didalam suasana Hari Raya Idul Adha yang mulia itu.


Itulah 4 macam amaliya Hari Raya Idul Adha yaitu :
Puasa Sunat, Membaca Takbir atau Takbiran,  Sholat Id dan berkurban.

Melalui mimbar pada hari ini kami mengajak kaum Muslimin dan Muslimat marilah kita tradisikan dan masyarakatkan amaliya-amaliyah tersebut dalam rangka menyambut dan merayakan Hari Raya Idul Adha yang akan datang. Pada hari ini hari Jum’at kita sudah berada pada tanggal…..Zulqaidah hanya tinggal 10 hari lagi Insya Allah kita akan kita akan menemui hari raya Idul Adha tahun ini.

Akhirnya marilah kita bersama sama berdoa semoga dipanjangkan  Allah umur kita, disehatkan badan kita serta diberikan rezeki yang halal, sehingga kita sempat menemui hari yang agung dan bersejarah itu, yaitu hari raya Idul Adha. Amin yaa Robbal alamin.


  

Lorem ipsum is simply dummy text of the printing and typesetting industry.

Comments